Strategi Kompetisi

Oleh: Ira Dewi Elfini

Perjuangan dalam memasarkan suatu produk di suatu pasar, mirip seperti berperang. Di tengah tingkat kompetisi yang semakin ketat, strategi pengembangan produk yang tepat menjadi hal yang penting. Mulai dari pemilihan jenis produk, target nasabah, metode pemasaran, termasuk juga memastikan kelangsungan suatu produk, adalah beberapa hal yang masuk dalam daftar  “ to do “ dalam memenangkan kompetisi. Pada tulisan ini saya ingin berbagi inspirasi mengenai jenis-jenis strategi kompetisi dalam mengembangkan produk.

Menurut Michael Eugene Porter, profesor pada Harvard Business School yang terkenal dengan teori-teorinya dalam ekonomi, bisnis strategi dan dampak sosial, serta pendiri firma The Monitor Group and FSG, sebuah perusahaan konsultan yang fokus pada masalah ekonomi dan sosial, terdapat 3 jenis strategi kompetisi secara generik, yaitu:

  1. Menghasilkan produk yang murah (low-cost strategy)
  2. Mencari fitur yang membedakan produk dengan kompetitor (differentiation strategy)
  3. Fokus pada suatu market yang khusus daripada market yang luas (focus atau niche strategy)

Mari kita bahas satu per satu ya.

Low cost strategy

Strategi ini sangat powerful dalam suatu market yang sangat sensitif terhadap harga (price sensitive), dan biasanya dipakai sebagai pintu masuk ke pasar dan mengalahkan kompetitor dari sisi harga. Perusahaan bisa mendapatkan untung besar karena pasar yang luas, namun bisa juga merugi jika terlalu agresif menurunkan harga. Hal yang perlu dipastikan jika menggunakan strategi ini adalah membuat produk yang basic dan sederhana namun dengan kualitas yang baik. Tidak perlu menambahkan fitur-fitur yang “ fancy ” karena berpotensi memerlukan biaya yang tinggi. Agar strategi dapat bertahan lama, perusahaan perlu melakukan pengawasan biaya yang ketat (misalnya efisiensi) dan pemotongan rantai produksi agar menjadi lebih pendek.

Differentiation strategy

Strategi ini digunakan ketika kebutuhan dan keinginan nasabah di suatu market berbeda jauh dengan yang dihasilkan oleh produk standar. Kunci sukses dari strategi ini adalah memahami kebutuhan nasabah dan apa yang dianggap penting oleh nasabah, sehingga pembedaan produk menjadi suatu nilai tambah. Oleh karena itu strategi ini harus didukung oleh teknologi yang super, kualitas dukungan customer service yang lebih, serta nilai ekonomi yang lebih tinggi. Jika nasabah tidak mendapatkan nilai tambah dari strategi ini, maka pembedaan produk tidak ada gunanya.

Perusahaan yang berhasil dalam strategi ini akan mendapatkan keuntungan dalam hal:

  • Menentukan harga premium untuk produknya,
  • Menjual lebih banyak karena bertambahnya nasabah yang menginginkan nilai tambah,
  • Memiliki nasabah yang loyal kepada merk produk yang dihasilkan

Contoh-contoh perusahaan yang berhasil dengan strategi ini adalah McDonald (menggunakan kentang berkualitas untuk french fries), Rolex (prestise dan ketahanan), Mercedes (disain dan performance), Honda (kualitas pabrik), Johnson & Johnson baby products (kualitas produk), Ralph Lauren (busana pria), dan Cross (alat tulis).

Focus strategy

Pada strategi ini, perusahaan menentukan suatu niche market dimana nasabah memiliki selera atau persyaratan khusus. Penentuan niche market bisa berdasarkan lokasi geografis, kekhususan penggunaan produk, atau produk yang ditujukan untuk kelompok atau komunitas tertentu. Dasar dari strategi ini adalah menyediakan biaya layanan yang lebih rendah dibandingkan kompetitor atau menyediakan produk yang berbeda. Biaya layanan yang rendah diberikan pada segmen nasabah yang memiliki kebutuhan dengan biaya lebih rendah dibandingkan lainnya di market. Sedangkan produk berbeda diberikan pada segmen nasabah yang menginginkan produk khusus/unik.

Strategi ini menjadi menarik jika memenuhi kondisi berikut:

  • Segmen cukup besar sehingga dapat menghasilkan laba
  • Segmen memiliki potensi bertumbuh yang besar
  • Segmen bukan merupakan nasabah utama dari kompetitor besar
  • Perusahaan memiliki keahlian dan sumberdaya untuk melayani segmen secara efektif

Contoh-contoh perusahaan yang berhasil menggunakan strategi ini antara lain: Apple (komputer dan gadget), Rolls Royce (mobil super mewah), dan Air Asia (penerbangan low budget).

Demikianlah sekilas tentang ketiga jenis strategi kompetisi. Masih banyak hal yang bisa digali lebih dalam tentang masing-masing strategi, dan akan dibahas pada tulisan selanjutnya. Mudah-mudahan dengan memahami ketiga jenis strategi di atas, kita bisa mempertimbangkan strategi mana yang akan dipakai dalam mengembangkan produk, dan pastinya harus disesuaikan dengan tujuan dan kondisi perusahaan ya.

sugar rush 1000
pinco giriş
casibom giriş adresi
neyine giriş
dog poop bags
avia masters