Oleh: Iwanto Saputro

“Kenapa dulu saya tidak membuka Polis dengan Uang Pertanggungan Rp. 1.000.000.000,- ya?”, kata seorang Teman ke saya dengan nada menyesal dan kesal, setelah manfaat klaim penyakit kritis sudah diterima di rekeningnya. Saya sempet berguman kenapa waktu itu ditawari kamu sempet berkeras dengan Uang Pertanggungan Rp. 250.000.000,- dengan berbagai alasan yang memang masuk akal.
Dari sepenggal pembicaraan di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa Asuransi ditawarkan dan dibeli bukan untuk menjadikan seseorang merasa kaya, gagah-gagah-an atau sehat selalu atau bahkan, maaf, meninggal. Asuransi menjadikan kita memiliki sebuah kepastian di bidang financial atau keuangan apabila ketidakpastian datang ke dalam kehidupan kita.
Namun sebagai calon Nasabah, kita jangan parah dengan apa yang dipresetasikan seorang Tenaga Pemasar. Kita harus mengerti betul karakter produk yang akan kita beli serta kebutuhan kita. “Belilah apa yang kita butuhkan bukan kita inginkan”. Itu saran yang harus selalu diingat saat merencanakan memiliki proteksi atau perlindungan. Untuk itu, mengetahui dengan benar bahwa alasan kita memiliki asuransi untuk apa bukan hanya mendengar “cerita” dari Teman atau Agen Asuransi, sangatlah penting.
Kita wajib mempelajari apa yang kita butuhkan serta apa yang ditawarkan terlebih dahulu. Apakah kita ingin memiliki asuransi atau proteksi untuk perlindungan jiwa, perlindungan kesehatan atau investasi jangka panjang atau gabungan dari ketiganya ? Bertanyalah sedetil mungkin kepada Tenaga Pemasar apa yang kita mau, dan jangan segan menolak apabila yang ditawarkan tidak sesuai kebutuhan kita.
Perlindungan Jiwa merupakan hal dasar yang kita perlukan agar kita tidak membuat orang yang kita kasihi menderita saat kita tidak berada di samping mereka lagi. Perlindungan kesehatan untuk mengantisipasi pengeluaran biaya kesehatan yang mungkin mengharuskan kita untuk menginap di Rumah Sakit dengan segala biaya perawatan dan pengobatan, sedangkan investasi adalah keinginkan kita agar keuangan kita bisa berkembang seperti diharapkan dengan bantuan para pakar yang bekerja di Perusahaan Asuransi.
Tidak ada yang gratis di dunia ini. Ini juga berlaku di dalam bisnis asuransi, untuk itu berhati-hatilah dalam menentukan apa dan berapa Uang Pertanggungan serta premi yang harus kita putuskan, Jangan hanya ikut apa kata Teman atau tren.