6 Do’s Dalam Experience Study

Oleh: Ira Dewi Elfini

bookkeeping, accounting, taxes

Minimal sekali dalam setahun, tim Aktuaria harus melakukan experience study atau studi pengalaman. Pekerjaan yang fokusnya meninjau ulang asumsi-asumsi memang terasa sebagai kegiatan yang rutin. Namun karena melibatkan data-data yang besar, serta hasilnya akan digunakan perusahaan dalam keputusan strategis, maka prinsip kehati-hatian dan profesionalitas harus tetap dijaga.

Tiap perusahaan asuransi pasti punya panduan dalam melakukan experience study, mulai dari aturan yang sederhana, sampai aturan yang detil dan kompleks. Dari beragam aturan dan pedoman yang dibuat perusahaan asuransi, bisa dirangkumkan ada 6 hal dasar yang perlu dilakukan:

1. Sejalan dengan semua proses bisnis

Ketika melakukan experience study, pastikan untuk mempertimbangkan semua proses bisnis, mulai dari proses valuasi (cadangan premi dan value), pengembangan produk, penetapan premi, rencana bisnis (business plan), pengelolaan aset dan liabilitas, serta reasuransi. Dengan memasukkan semua proses ini dalam pertimbangan, maka penetapan asumsi-asumsi baru yang merupakan hasil studi, akan lebih seimbang (balanced) karena dampak finansial dan non-finansial telah dihitung dan dianalisa sebelum diterapkan. Hal ini juga mengurangi kemungkinan terjadi “surprise” karena ada area yang belum dianalisa sebelumnya.

2. Review

Review atau meninjau ulang proses dan hasil experience study harus dilakukan secara berkala, minimal sekali dalam setahun. Dengan meninjau ulang, kita selalu “aware” jika ada data atau proses yang perlu diperbaiki. Perlu diingat juga, bahwa walaupun aktivitas ini rutin, tidak berarti kita hanya mengulang proses yang sama terus menerus.

3. Jangka waktu observasi

Jangka waktu observasi suatu experience study mempengaruhi obyektifitas dari asumsi-asumsi yang dihasilkan. Disarankan untuk menggunakan jangka waktu observasi 3 sampai 5 tahun dari pengalaman perusahaan. Jangka waktu observasi yang pendek dan terlalu dekat dengan tanggal valuasi, memiliki potensi hasil yang bias sehingga tidak mencerminkan kondisi perusahaan sebenarnya. Selain itu, hasil studi bisa sangat  fluktuatif sehingga menyulitkan penetapan asumsi tanpa dilakukan penyesuaian maupun pertimbangan aktuaria, dan berpotensi pada penetapan asumsi-asumsi yang kurang tepat.

4. Materialitas

Tingkat materialitas yang dilihat dapat berupa jumlah data maupun dampak finansial yang dihasilkan. Data harus cukup banyak sehingga hasil studi konsisten dari tahun ke tahun. Data yang sedikit dapat menyebabkan hasil studi yang “seasonal” dan tidak kredibel. Selain data, perusahaan perlu menentukan berapa batas toleransi atas dampak finansial yang dihasilkan ketika mempertimbangkan untuk mengubah suatu asumsi. Hal ini untuk menghindari penetapan asumsi yang terlalu berubah-ubah dan tidak selaras dengan kondisi yang sebenarnya. Misalnya ada satu klaim besar di suatu tahun menyebabkan tingkat rasio klaim yang tinggi pada tahun tersebut, padahal kejadian itu tidak pernah terjadi di dalam 5 tahun terakhir, sehingga kurang tepat jika asumsi diubah karena data yang “berbeda” di suatu waktu.

5. Asumsi terbaik

Kata “best estimate” sering dibahas dalam setiap diskusi penetapan asumsi. Tapi asumsi yang bagaimana disebut sebagai asumsi “terbaik”? Apakah yang paling menguntungkan? Atau yang paling konservatif? Tidak ada jawaban untuk itu, karena “terbaik” bagi setiap perusahaan asuransi memiliki definisi yang berbeda. Secara umum,  asumsi terbaik ditetapkan berdasarkan data dan analisa yang cukup. Penetapan asumsi yang hanya bergantung pada data saja belum tentu cukup sebagai dasar dalam menentukan asumsi terbaik.

6. Kepatuhan

Yang dimaksud dengan kepatuhan disini adalah kepatuhan pada regulasi dan standar praktik yang berlaku. Kepatuhan terhadap regulasi adalah dalam hal proses dan tata kelola, dimana harus jelas mengenai penunjukan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas proses ini mulai dari yang mengerjakan, yang mereview, serta yang memberi persetujuan. Dari sisi standar praktik, penggunaan metode dan cara perhitungan dalam menganalisa data, termasuk metode dan perhitungan atas dampak finansial, harus mengikuti standar praktik aktuaria yang berlaku umum.

avia masters
sugar rush 1000
casibom giriş adresi
pinco giriş
neyine giriş
dog poop bags